Hujan. Hujan itu
selalu menyimpan banyak makna dan sejuta tanda tanya. Dia membisu, datang
malu-malu dan tanpa permisi, tanpa
isyarat dan kata. Dengan tiba-tiba dia jatuh begitu saja, sesuka hatinya. Terkadang hujan juga diterka sebagai pembawa
duka, sedih, dan penghalang segala aktifitas . Tidak buatku, hujan adalah
hal terindah, sebuah penenang dalam kerinduan yang tak terbalas, kesepian yang
menikam, dan pengingat sebuah rasa.
Seorang pria, sederhana saja.. senyumnya memiliki banyak
makna. Tatapannya selalu menggangu laju kerja otak, dan garak geriknya
memaksaku agar tidak melewati setiap detik perpindahannya. Lalu, semua terjadi
begitu saja, begitu cepat. Saat sapa lembutnya terasa nyata menyentuh gendang
telingaku, dan ketika percakapan kecil yang tercipta berubah menjadi deretan
narasi nyata, aku dan dia, mengalir, seperti curah lembut hujan yang jatuh ke
permukaan. Sederhana sekali, cinta memang selalu menuntut kesederhanaan.
Suatu ketika, aku
dapat menatap matanya dalam-dalam, hal tersulit yang harus aku lakukan,
kemudian aku mencoba menyelami sejuk matanya, tercebur dalam hattinya, lalu
terpeleset dalam aliran darahnya. Aku sangat ingin selalu menjadi bagian dalam
setiap detak jantungnya, ingin ikut berhembus saat helaan nafasnya.
Tau-tau, begitu cepatnya, sosok dia menjadi sangat penting
dalam setiap bangun pagi hingga tidur malamku. Sedetik, semenit, sejam, bahkan
seharian, hanya dia saja yang begitu rajin menghampiri otakku. Aku ragu dia tak
mempunyai kerjaan lain selain mengganggu pikiran dan hatiku.
Suatu rasa itu tak lagi menjelma menjadi sesuatu yang
sederhana, berangsur-angsur meningkat, hingga ia menjelma menjadi dua kata,
luar biasa. Perasaan itupun tak lagi hanya sekedar teman biasa, tapi dia
berevolusi menjadi lebih dari teman biasa, ya, suatu hubungan yang sangat
special, hingga sekarang. Dan hujan, adalah suatu hal yang sangat istimewa,
sangat dinanti, dan selalu terlukiskan tentangnya dalam hujan.