Analisis Sosial

Halooo
ah sudah lama tangan ini tak menjamah blog ini, dengan seabrek kegiatan kampus, tugas yang dituntut secepat-cepatnya. Kekospun cuma melepas rindu dengan tempat tidur tercintaku. Sekalipun menyentuh laptop, itupun hanya untuk menyelesaikan tugas, akses internet juga sekedar download materi, email, upload, search, dan baca. Penat? tentu saja. Disaat saat seperti ini, ingin sekali rasanya pergi menjauh dari aktifitas yang bertubi-tubi ini. *malahcurhat . Ya, inilah seorang mahasiswa, satu tingkatan lebih dari sekedar anak SMA, dengan begitu banyak rutinitasnya. OK, iseng-iseng saya ingin belajar mengenai ansos, analisis sosial. sebenarnya dulu saya bisa dapat di IHT HimmaH, sayangnya saya tidak mengikuti jalannya acara tersebut, dan kehilangan sebuah pengetahuan ini. Saya sharing sekilas di catatan saya.

Cekidot :*

Catatan Pendahuluan

Istilah analisis sosial atau analisis kemasyarakatan tidak selalu dipakai dalam arti yang sama. Dalam arti sempit dimaksudkan usaha untuk menganalisis suatu keadaan atau masalah sosial secara objektif, terlepas dari soal siapa akan membuat apa dengan analisis itu kemudian. Jadi, analisis sosial bukanlah alat bantu siap pakai untuk membereskan masalah-masalah sosial.

Dalam arti luas, analisis sosial dalam arti sempit tadi dipakai dalam hubungan dengan usaha mengubah keadaan atau memecahkan masalah yang dianalisis. Jadi, analisis sosial mencoba mengaitkan analisis ilmiah dengan kepekaan etis, artinya memperhatikan dan memikirkan tindakan yang mau dilaksanakan. Dalam arti ini, analisis sosial mengandaikan dan mengandalkan nilai-nilai etis tertentu. Analisis dipergunakan sebagai alat saja untuk memperjuangkan tujuan tertentu. Maka, kedua pengertian ini tidak bertentangan, sebab analisis dalam arti pertama selalu harus mendasari analisis dalam arti luas.

Langkah-langkah kongkret Analisis Sosial
Metode analisis sosial ini dapat dipergunakan untuk menganalisis satuan-satuan sosial (misalnya desa, Ormas), masalah-masalah sosial (misalnya pengangguran, narkoba, masalah kepelajaran/pendidikan) lembaga-lembaga sosial (misal sekolah, proyek pembangunan). Dls. Langkah-langkah konkret berikut ini pertama-tama dimaksudkan untuk ditempuh bersama-sama dalam bentuk kelompok kerja oleh orang yang berkepentingan atau berminat, Biasanya didampingi oleh seseorang yang sudah berpengalaman dan/ atau yang bisa membantu sebagai nara sumber.

Langkah 1-6 merupakan usaha mengadakan, mengatur dan mempersiapkan bahan analisis. Dalam langkah 7-10 bahan itu dianalisis secara mendalam. Langkah 11 merupakan refleksi etis (teologis). Langkah 12 adalah awal pemanfaatan usaha analisis demi praksis dan politik yang kreatif. Kalau ada waktu secukupnya, maka semua langkah bisa dijalankan satu demi satu. Kalau waktu tidak cukup luas, maka sekurang-kurangnya beberapa langkah penting sebaiknya dijalankan dengan memakai bahan bantuan dari pendamping analisis.

Langkah - Langkah Konkret – Praktis

  1. Memilih dan menentukan sasaran analisis. Pilihan itu harus didasari oleh alasan-alasan yang masuk akal.
  2. Masing-masing peserta kelompok mengungkapkan dan mempertanggungjawabkan pendirian pribadi. Dengan kata lain, premis-premis nilai mereka yang hendak menjadi landasan dan tolak ukur sementara dalam usaha menganalisis sasaran yang sudah dipilih. Langkah ini lebih merupakan tukar pikiran (sharing) daripada diskusi dan mengadaikan keterbukaan untuk koreksi atau pengembangan pendirian itu.
    Deskripsi: seperti apa keadaannya?
  3. Mengumpulkan fakta dan data dalam segala bentuk (a.l. pengalaman, informasi lisan, statistik, laporan, angket kecil, observasi, guntingan koran) yang masih bersifat agak kebetulan dan kurang teratur (brainstorming). Dengan demikian dapat diperoleh sekedar deskripsi masalah yang hendaknya tidak dicampuradukkan dengan penilaian pribadi.
  4. Mengelompokkan fakta dan data tersebut secara pragmatis ke dalam tiga kolom bidang kehidupan masyarakat, yaitu: (a) politik, (b) ekonomi dan (c) sosio-budaya. Seperlunya dan sesuai dengan sasaran analisis dapat ditambah satu kolom lagi, misalnya (d) IRM/ Muhammadiyah. Ke dalam kolom-kolom itu bisa dimasukkan fakta dan data tambahan, terutama yang menyangkut kerangka dan masalah-masalah nasional, umpamanya dengan bantuan istilah-istilah klasifikasi dari ketiga bidang di atas.
  5. Fakta dan data dalam masing-masing kolom itu dirangkum secara sistematis per kolom ke dalam kira-kira 10 rumusan pokok yang mengungkapkan suatu masalah, hubungan sebab akibat, dst. Secara singkat, mengena dan padat; jadi jangan terlalu umum atau terlalu khusus. Seringkali satu atau dua kata kunci (antar kurung bisa ditambah beberapa kata konkretisasi) sudah memadai dan paling mudah untuk kerja kelompok selanjutnya. Sekedar contoh: birokrasi (berbelit-belit, simpang siur, kaku, sewenang-wenang); jurang kaya-misin melebar (kemewahan, pemborosan, pendapatan).
  6. Memberikan bobot terhadap rumusan-rumusan pokok di dalam masing-masing kolom itu menurut mendesaknya (masalah besar) dan/atau pentingnya (faktor strategis) kenyataan yang diungkapkan oleh tiap-tiap rumusan. Langkah ini juga bisa ditempuh lewat pemberian nilai bobot secara kuantitatif (nilai 10 untuk rumusan terpenting, nilai 9 untuk urutan kedua, dst) oleh masing-masing peserta. Kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibahas bersama sehingga kelompok masih bisa mengadakan perubahan secara mufakat. Pembobotan ini hendak berdasarkan pengetahuan, tetapi jelas juga mengandung nilai-nilai.

Analisis mengapa keadaan itu demikian? Apa latar belakangnya?

  1. Terhadap bahan yang sudah disiapkan ini perlu dikemukakan pertanyaan terus-menerus: Mengapa semua itu demikian? Apa sebab-musababnya yang lebih mendalam? Dengan perkataan lain, perlulah membongkar struktur-struktur dalam (vertical analysis) dari rumusan masalah dalam masing-masing kolom di atas (misalnya dengan menghubung-hubungkan mereka dengan anak-anak panah). Dalam hal ini, para peserta juga bisa bertitik tolak dari beberapa analitis (yang berguna pula untuk meninjau kembali hasil analisis), misalnya:

a. Politik:

- Bagaimanakah pembagian kuasa?

- Siapa yang mengambil keputusan?

- Siapa yang tidak diikutsertakan?

- Siapa yang diuntungkan oleh keputusan-keputusan itu? Siapa yang dirugikan?

- Bagaimana cara dan proses pengambil keputusan?

- Golongan dan kelompok masyarakat manakah (baik formal maupun informal) yang mempunyai pengaruh politis?

- Siapa yang memiliki dan mengawasi alat-alat kuasa (lembaga-lembaga hukum, polisi, tentara)? Peranan konstitusi?

- Pola organisasi dan wibawa (kuasa) manakah yang dianut?

- Dalam bentuk apa rakyat berpartisipasi dalam politik?

- Apakah ada aliran-aliran politik yang berbeda-beda?

- Siapa memperjuangkan ideologi mana dan tujuan politik mana?

- Bagaimanakah hubungan antara negara dan agama-agama?

b. Ekonomi:

- Bagaimanakah produksi (organisasi, teknologi), perdagangan, pembagian dan konsumsi barang-barang dan jasa-jasa diatur?

- Sistem dan kebijaksanaan ekonomi manakah yang diandalkan?

- Bagaimanakah hubungan antara modal dan tenaga kerja?

- Siapa yang diuntungkan oleh tata dan kebijakan ekonomi itu? Siapa yang dirugikan?

- Apakah peranan uang, bunga uang, dsb?

- Siapa yang menguasai sumber-sumber daya alam?

- Bagaimanakah pembagian milik harta?

- Siapa yang mempunyai sarana-sarana produksi (tanah, modal, teknologi, pendidikan)? Adakah konsentrasi kuasa ekonomi?

- Apa akibat-akibat dari cara prduksi dan konsumsi bagi lingkungan hidup dan alam?

- Sejauhmana ada pengaruh-pengaruh ekonomi internasional?

c. Sosio-budaya:

- Nilai-tradisi dan lambang manakah yang dianut dan diandalkan oleh masing-masing golongan masyarakat?

- Bagaimana semua itu tampak dalam bahasa sehari-hari?

- Agama daan idelogi mempunyai pengaruh apa?

- Nilai, ideologi dan “mitos” manakah yang menentukan politik dan ekonomi?

- Manakah sikap-sikap dan harapan-harapan pokok yang terdapat dalam masyarakat?

- Hubungan-hubungan sosial manakah yang paling penting dalam masyarakat? Dalam struktur dan institusi sosial mana hubungan tersebut diwujudkan?

- Apakah ada masalah-masalah sosial yang khusus?

8. Mencari kesamaan dan perbedaan antara hubungan-hubungan dalam itu (cross analysis) dengan membandingkan hasil analisis vertikal dalam masing-masing kolom. Sehubungan dengan itu bisa ditanyakan a.l:

§ Manakah ciri-ciri khas yang sama di semua bidang hidup masyarakat?

§ Apakah yang akhirnya memapankan masyarakat seluruhnya itu?

§ Adakah salah satu bidang atau segi yang sangat dominan?

§ Apakah ada ketegangan atau pertentangan antara satu bidang dengan bidang lainnya?

§ Apakah terdapat gejala ke arah konflik dan masalah yang harus dihadapi di masa depan?

§ Segi historis: bagaimana semua itu terjadi? Masa depannya?

9. Meninjau dimensi historis dari semua hasil analisis di atas, misalnya dengan bertanya:

- Bagaimana keadaan sekarang bisa diterangkan secara historis? Apakah ada periode, peristiwa-peristiwa dan saat-saat peralihan yang sangat penting?

- Apakah ada perubahan-perubahan besar dalam tahun-tahun terakhir ini? Apakah ada dinamika perkembangan tertentu dalam masing-masing bidang atau masyarakat keseluruhan?

- Ke arah masa depan tendensi apa saja yang terasa dan sudah tampak?

- Apa kiranya akan terjadi sepuluh tahun lagi kalau keadaan dewasa ini diteruskan saja dan tidak berubah?

- Apakah ada sumber-sumber daya cipta dan harapan?

10. Menyusun sekedar rangkuman hasil analisis, misalnya dengan merumuskan sejumlah tesis pokok (masing-masing 1-3 kalimat), yang merupakan semacam “hukum-hukum umum” (prinsip-prinsip yang dalam kenyataannya menentukan) di belakang keadaan atau masalah yang diselidiki. Tepat tidaknya tesis-tesis itu perlu ditinjau kembali terus menerus apakah sungguh berdasarkan dan sesuai dengan fakta dan data yang sudah dikumpulkan.

11. Meninjau kembali dan menyoroti secara kritis premis-premis nilai yang diutarakan oleh para peserta kelompok dalam tahap kedua. Dalam hubungan ini perlu diperiksa dan dibahas bersama-sama, dengan memperhatikan hasil analisis, apakah nilai-nilai itu memang “berguna, berarti, masuk akal dan dapat diwujudkan”. Sebagai titik tolak dapat diajukan pertanyaan seperti misalnya:

- Bagaimana saya mengalami kenyataan yang dianalisis itu?

- Bagaimana saya mengartikan dan menilainya?

- Di mana tempat saya dalam kenyataan itu?

Dari pertanyaan semacam itu akan timbul sejumlah keprihatinan manusiawi (yang seharusnya menantang orang-orang beriman untuk merumuskan keprihatinan iman mereka).

Berdasarkan refleksi itu, kelompok mencari kesepakatan tentang nilai dan tujuan konkret yang hendak dipegang dan diperjuangkan bersama-sama (usaha ini merupakan refleksi teologis kalau dijalankan berdasarkan iman).

Keputusan: apa yang bisa dibuat? Apa yang akan kita buat?

12. Menarik beberapa kesimpulan tentang apa yang ingin dan bisa diusahakan secara perorangan atau bersama-sama. Seberapa konkret kesimpulan itu, memang sangat tergantung dari bentuk analisis yang diadakan, yaitu apakah pertama-tama sebagai latihan ataukah sebagai usaha nyata dari suatu kelompok yang hidup atau bekerja bersama. Dalam menyusun suatu kebijakan atau program kerja perlu diperhatikan “apa yang yang dapat dijangkau”, mengingat bermacam-macam halangan dan hambatan yang selalu ada. Perlu juga perencanaan dengan strategi yang hendak ditempuh, prioritas-prioritas serta operasionalisasi dari semua itu.

Evaluasi: Sejauh mana tindakan yang diambil berhasil?

- Apa yang dicapai? Apa yang tidak berhasil?

- Manakah efek-efek sampingan yang tidak diinginkan?

- Mengapa ada kegagalan? Apakah ada kesalahan dalam analisis? Ataukah dalam perencanaan? Ataukah dalam pelaksanaan?


referensi : J.B. Banawiratma, SJ dan J. Muller,SJ. 1993. Berteologi Sosial Lintas Ilmu: Kemiskinan Sebagai Tantangan Hidup Beriman. Jakarta: Kanisius

Saya adalah manusia

Manusia itu tak sempurna, begitu juga saya. Manusia itu tidak pernah mensyukuri semua yang telah ada, selalu saja mengeluh dengan apapun itu, termasuk saya.
Manusia itu memang tidak ditakdirkan hidup sendiri, dia butuh teman hidup, bahkan pendamping, begitupun dengan saya yang teramat sangat tak menyukai saat kesendirian datang menggerogoti perjalanan saya. Bosan ketika harus berdiam diri di ruang sesempit itu. Dan sepi ketika semua orang sibuk dengan dunianya.
Manusia juga terkadang egois, dikala ingin menuruti egonya,apapun bisa dilakukan. Atau bahkan, saat ia tidak peduli dengan orang lain dan memaksakan kehendaknya demi keinginannya.
Ya, Manusia itu sebenarnya makhluk yang diciptakan paling sempurna dari lainnya, tapi tidak sikap dan sifatnya.

..

"Orang yang dewasa pasti akan bisa dengan mudah untuk berbesar hati dalam setiap masalah yang dihadapinya"

Gerakan May Day di Nol Kilometer



“Revolusi! Naikkan upah buruh! Tolak outsourcing!”



Oleh Ahmad Satria Budiman dan Dyah Ayu Ariestyasiwi




Nol Kilometer, HimmahOnline

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional selalu diperingati dengan aksi unjuk rasa. Begitu juga di Kota Yogyakarta, tepatnya di kawasan Nol Kilometer. Peringatan May Day kali ini diikuti oleh masyarakat buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN), Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Aliansi Rakyat Indonesia Tertindas (ARIT), dan Perhimpunan Solidaritas Buruh. Selain itu, aksi juga diramaikan oleh mahasiswa, antara lain perwakilan dari basis-basis di tiap universitas, seperti dari UGM, UNY, UAD, dan UIN Sunan Kalijaga. Beberapa ormas juga ikut meramaikan aksi, seperi dari Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Front Mahasiswa Nasional (FMN), dan Front Perjuangan Rakyat (FPR).

Aksi dimulai sejak pukul 9 pagi. Massa berjalan perlahan dari Halaman Parkir Abu Bakar Ali melintasi Jalan Malioboro ke kawasan Nol Kilometer. Selama berjalan, massa dengan mengibarkan bendera menyuarakan aspirasi-aspirasinya. Aksi juga diwarnai dengan ajang teatrikal yang diperankan sejumlah mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Teatrikal tersebut menampilkan orang kaya yang tengah duduk di atas becak. Ia membanggakan sejumlah uang yang dipegang di tangannya kepada orang-orang miskin yang mengiba meminta di sekitar becaknya. Orang kaya tersebut dengan sombongnya menghardik orang-orang miskin. Namun pada akhirnya, orang-orang miskin itu berhasil menggulingkan si orang kaya dari becaknya. “Buruh bersatu tak bisa dikalahkan!” teriak mereka sesudah itu.

Sekitar pukul 12 siang, seluruh massa akhirnya terkonsentrasi di perempatan lampu merah Kantor Pos Besar dan menggelar orasi puncak di sana. Tuntutan yang disuarakan rata-rata sama, yaitu menghendaki kenaikan upah buruh dan menghapuskan sistem outsourcing. Selain itu, ada pula yang menyuarakan agar harga BBM tetap menolak dinaikkan, harga sembako diturunkan, pendidikan gratis untuk anak buruh, dan Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) segera disahkan.
“Agar UU BPJS yang mencakup keselamatan kerja buruh dan juga kesehatannya terlaksana mulai 1 Januari 2014,” ujar Sugianto yang tergabung dalam SPSI. Warga Bantul ini berharap pemerintah lebih memerhatikan aspirasi buruh. Senada dengan Sugianto, pegawai PT Delta yang berlokasi di Sleman, Prita, berharap agar tuntutan-tuntutan wong cilik dipenuhi. “Wong cilik itu banyak para pegawai pabrik juga,” kata Prita.

Jurnalis pun termasuk buruh, demikian disuarakan teman-teman pers. Erik Tanjung dari Divisi Serikat AJI menyampaikan bahwa pengertian tersebut artinya jurnalis bekerja pada perusahaan media. Dalam melakukan tugasnya, pekerjaan jurnalis termasuk rentan, berisiko, dan berkebutuhan lebih dalam artian keamanan, sehingga upah yang harus diterima jurnalis harus sepadan dengan keringatnya. “Asuransi kesehatan, cuti hamil, dan lain-lain,” ungkap Erik menyebutkan tuntutan jurnalis pada perusahaan media.

Menurut pengamatan Tim HimmahOnline, mayoritas massa aksi lebih didominasi dari mahasiswa. “Tiap fakultas di tempat kami, ada perwakilan untuk aksi menyuarakan aspirasi rakyat yang juga berkoordinasi dengan universitas-universitas lain,” jawab Teddy, salah seorang pelaku teatrikal, ketika ditanyakan mengenai hal ini. Aksi yang dilakukan massa berlangsung lancar dan tertib, tanpa tindakan anarkis. Meski demikian, orasi yang dilakukan di tengah perempatan itu sedikit mengganggu arus lalu lintas. Kendaraan yang lewat dipandu polisi lalu lintas agar berjalan hati-hati, supaya tidak menabrak massa. []
 
My Life My World Blog Design by Ipietoon